Perkenalkan nama saya Taufan. Saya adalah seorang pria yang cukup hiperseks dan tentunya saya senang sekali jika ada wanita yang ingin merasakan kenikmatan bercinta dengan saya. Saya memiliki banyak sekali cerita pengalaman asli saya dan saya akan ceritakan satu persatu dan salah satunya adalah pengalaman asli yang saya akan ceritakan berikut ini.
Kamis Malam minggu lalu jam 9 malam, saya sedang asyik mengutak atik komputer karena saya baru saja menemukan program yang bisa digunakan untuk bermain di komputer. Mendadak keseriusan saya dikagetkan oleh suara telepon dan karena di rumah itu tidak ada siapa-siapa makanya saya memutuskan untuk mengangkat telepon itu.
Disaat saya menjawab telepon tersebut, ternyata dia adalah seorang petugas asuransi yang menawarkan produk- produk asuransi. Secara jujur, saya tidak tahu apa-apa mengenai asuransi sehingga saya mengiyakan saja ketika gadis di telepon itu menawarkan diri untuk berkunjung ke rumah karena saat itu dia berada tidak jauh dari rumah saya dan dia mengetahui rumah saya berdasarkan referensi dari teman ayah saya yang saat ini sedang bertugas ke Negara Malaysia selama 2 minggu.
Tidak lama setelah telepon tersebut ditutup, mama saya menelpon saya dan menyuruh saya untuk berhati-hati di rumah karena malam ini dia tidak akan pulang karena sedang menemani adik saya yang saat itu sedang berada di Rumah Sakit Persahabatan karena dia mengalami kecelakaan patah tulang sewaktu bermain-main di belakang halaman rumah. Saya menutup gagang telpon setelah mama saya menyuruh saya untuk menjaga rumah dan lima menit kemudian, bel rumah saya berbunyi.
Saya langsung berlari ke dapur untuk mengambil kunci pintu depan. Sambil membawa kunci gerbang, saya berlari untuk mengetahui siapakah yang berada di depan pintu, ternyata dia adalah gadis petugas asuransi yang baru saja menelepon saya dan saya mengetahuinya ketika dia mengenalkan diri dan memberikan saya sebuah kartu nama yang bertuliskan namanya. Namanya adalah Desi dan dia memiliki figur tubuh yang cukup menggairahkan dan saya sungguh kaget karena dia ternyata masih berumur 25 tahun dan itu berarti tidak begitu jauh dari umur saya. Saya mempersilakan Desi untuk masuk ke dalam rumah saya yang cukup besar.
Setelah saya menyuruhnya duduk dan menyiapkan sedikit penganan dan minuman juice untuknya, saya menanyakan keperluan kedatangannya sambil sekali-sekali melihat ke arah balik baju kantornya yang cukup seksi karena saat itu dia mengenakan baju terusan yang biasa dipakai oleh wanita wanita karir kebanyakan. Dia menjelaskan bahwa produk di perusahaannya sangat cocok untuk pemuda seumur saya mengingat premi yang saya mesti tangguhkan cukup murah. Saya sebenarnya tidak begitu tertarik dengan produk asuransi dan mengenai uang, saya sebenarnya tidak ada masalah dengan itu berhubung tabungan saya cukup banyak di Bank XXX dan di YYY karena biarpun saya masih muda, saya sering sekali mengikuti program program share dan investasi berjangka.
Desi masih serius sekali menjelaskan produk finansial tersebut kepada saya dan saya tidak memperhatikan satu kalimat pun yang dia ucapkan karena pandangan saya sekarang sedang memperhatikan gundukan yang mengembung berada di balik selangkangannya dan membuat saya menelan ludah berkali-kali. Akhirnya Desi menyadari hal tersebut sehingga presentasinya yang tadi lancar mendadak menjadi tersendat-sendat. Untuk membuatnya tidak curiga dengan ‘kegiatan mata’ saya, saya kemudian mendekatinya dan berpura-pura menanyakan jumlah premi yang mesti ditangguhkan.
Dia kembali menjelaskannya dan saya langsung mengelus-elus pahanya yang masih tertutup oleh kain tetapi saya kaget sekali karena tindakan nakal saya ini hanya didiamkan saja sehingga saya semakin berani untuk mengarahkan tangan saya ke arah ‘bagian sensitif’nya. Rupanya agen asuransi ini cukup responsif dengan kenakalan tangan saya dan saya mengetahuinya karena dia mendadak menghentikan presentasinya dan mendesah-desah bahkan dia mulai memegang payudaranya sendiri yang masih terbungkus oleh pakaiannya.
Saya tentunya tidak tahan lagi untuk bersetubuh dengannya sehingga saya langsung memeluk dan menciumnya. Pertama kali memang dia agak sedikit meronta dan melarang saya untuk berbuat zina tetapi lama-lama pertahanannya menjadi goyah karena saya terus membujuknya dengan sentuhan-sentuhan di payudara dan selangkangannya dan akhirnya dia bertekuk lutut di hadapanku. Desi masih duduk di kursi tamu tersebut sementara saya sudah berada di depan selangkangannya. Dengan ganasnya, saya langsung menjilati selangkangan Desi yang masih dibalut oleh kain celananya.
Permainan lidah saya di sekitar selangkangannya dan permainan tangan saya di payudaranya membuat dia menjadi mendesah dan menyuruh saya untuk berhenti sebentar. Saya menerima permintaan untuk berhenti sebentar dan Desi langsung membuka seluruh busananya di meja tamu sehingga sekarang saya bisa melihat sebuah pemandangan yang merangsang. Sesosok gadis muda dengan payudara yang mancung, berkulit putih mulus, befigur seperti gitar spanyol dan yang paling menyenangkan adalah masih adanya rambut-rambut halus di sekitar daerah terlarangnya. Setelah saya juga membuka seluruh busana saya, saya langsung mendekati Desi dan mencium bibirnya yang kecil itu sambil tangan saya menggerayangi bibir kemaluannya yang semakin basah itu.
“Ohh, taufannnnn..” desahnya ketika jari-jari saya mulai memasuki liang kenikmatannya. Desah- desah gairahnya membuat “senjata” saya semakin menegang sehingga tanpa persetujuannya, saya langsung memasukkan senjata saya ke dalam sarung”nya.
“Bless..”, masuklah batang kejantanan saya yang berukuran 20cm ke dalam liang senggamanya yang masih sempit dan diselingi oleh teriakan histeris dan darah yang mengucur dari dalam liang kewanitaannya. Ternyata, petugas asuransi ini masih perawan dan saya semakin bersemangat karena sempitnya liang kewanitaannya yang memijat-mijat batang kemaluan saya membuat desahannya semakin mengeras dan dia mulai meracau tidak karuan dan bahkan dia mulai
menganggap saya sebagai kekasihnya sendiri. Hal ini saya ketahui ketika dia memanggil saya dengan sebutan “sayang”, “hubby” dan bahkan
ada kata-kata kotor yang membuat saya semakin terangsang. Liang kewanitaannya semakin basah dan dentuman-dentuman batang kemaluan saya di dalam liang senggamanya membuat seluruh tubuh kami menjadi berkeringat. Tiba-tiba, Desi memegang pinggul saya dan menyuruh saya untuk mempercepat gerakan saya sambil berkata, “Taufan sayangg.. cepetann.. Desi udah mau keluarr..” dan tak lama setelah dia berkata demikian, dia berkata dengan terbata-bata, “enakk.. shh.. enakk.. Taufana.. saya klimakss..” sambil memeluk saya dengan erat-erat dan bahkan disaat dia mencapai puncak kenikmatannya, dia menggigit punggung saya sehingga saya merasakan perih di punggung tetapi hal ini semakin menambah gairah seksual saya Disaat itu, saya masih tegar dan belum memperlihatkan gejala-gejala ingin klimaks tetapi tentunya birahi saya masih tinggi sekali. Saya bosan dengan gerakan saya sehingga saya langsung menyuruh Desi untuk berbalik badan. Desi menuruti saya dan dia berbalik badan dengan tangannya yang bertumpu pada kursi sofa di ruang tamu, batang kemaluan saya yang masih menegang langsung saya masukkan ke dalam lubang pantatnya. Pertama kali batang kemaluan saya menembus liang duburnya, dia berteriak histeris tetapi setelah saya mendiamkan batang kemaluan saya yang cukup besar di dalamnya, dia justru mulai menyenangi permainan ini dan menyuruh saya untuk mengeluar masukkan batang kemaluan saya di dalam liang analnya.
Sekarang gantian saya yang mendesah- desah karena liang analnya mulai memijit-mijit batang kemaluan saya secara nikmat sekali. Saya terus melakukan doggy style ini dalam waktu 10 menit kedepan dan saya masih dalam keadaan yang masih kuat dalam permainan. Saya kemudian menyelesaikan permainan itu. Saya mengambil kertas koran yang tidak jauh dari kursi tamu tersebut dan menaruhnya di atas lantai, kemudian saya tidur di atas kertas koran tersebut
dan saya mengajak Desi untuk berada di atas diri saya. Desi menyetujui ajakan saya dan dia langsung mulai memasukkan batang kemaluan saya yang masih tegang ke dalam liang senggamannya. “Bless..” dengan penuh sensasi, Desi secara refleks langsung menggerakkan naik turun sehingga batang kemaluan saya seperti dipijit pijit dan saya yakin Desi semakin lama menyukai permainan ini karena liang senggamanya yang semula mengering kembali basah dan hangat dan ini membuktikan bahwa dia mulai terangsang kembali. Sambil menggoyang-goyangkan pinggulnya, dia mulai mengelus-elus dada saya sementara disaat yang bersamaan saya mulai memijit payudara dan pentil dadanya sehingga dia menjadi mendesah secara nikmat. Kami bergumul cukup lama.
Setelah 10 menit kemudian, saya merasakan ada sesuatu yang ingin keluar dari dalam batang kemaluan saya. Saya tidak peduli apakah dia akan hamil nantinya atau tidak, yang pasti saya sangat puas jika saya bisa memasukkan semua sperma saya ke dalam liang kewanitaan perempuan. Saya semakin mempercepat dan Desi memberikan respon yang cukup baik karena dia juga mempercepat gerakan naik turunnya sehingga gerakan kami semakin cepat dan semakin gila sehingga saya akhirnya melepaskan semua sperma saya di dalam liang kewanitaannya sementara disaat yang bersamaan, Desi juga telah mencapai puncak kenikmatan tersebut karena dia memeluk saya erat-erat dan saya merasakan cairan yang menetes dari dalam liang senggamanya yang membanjiri batang kemaluan dan menyatu dengan sperma saya yang sudah keluar duluan. Setelah kami sama sama melepas kenikmatan ini, kami berdua sama sama roboh dan tertidur. Setelah kami sama sama telah bangun, saya meminta aplikasi asuransi dari Desi dan saya memberikan segala informasi mengenai saya kepada Desi dan tak lama kemudian, dia mohon pamit untuk pulang dan juga berterima kasih karena memberikan dia sesuatu yang sangat nikmat dan takkan pernah terlupakan selama hidupnya.
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.